Wednesday, 6 April 2016
Kesimpulan tentang adanya Matahari
Kesimpulan Tentang Adanya Bintang
Kesimpulan Tentang adanya Bulan
secara kesimpulannya diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang bumi dalam Al-Qur'an sedikit sudah kami sebutkan di depan iaitu tentang awal penciptaan bulan yang bersangkut paut dengan teori-teori ahli astronomi dan teori-teori ilmuah lain .
Fungsi bulan secara tidak langsung bagi planet induk adalah melindungi planet induk dari hentaman benda langit seperti komet dan asteroid.Masyarakat Islam di serata dunia berpandukan kepada bulan untuk kalendar hijrah dan juga melihat pada anak bulan untuk menentukan tarikh mula berpuasa dan perayaan . Oleh itu jika Allah tidak meciptakan bulan , maka kejadian pasat surut di bumi tidak akan berlaku dan perubahan musim dan cuaca juga tidak akan berlaku hal ini demikian kerana tiada tarikan graviti bulan
Tuesday, 5 April 2016
Teori tentang kejadian Bintang
hadis tentang bintang
Setan mencuri berita langit dari para malaikat langit. Lalu ia akan meneruskannya pada tukang ramal. Akan tetapi, Allah senantiasa menjaga langit dengan percikan api yang lepas dari bintang, maka binasalah para pencuri berita langit tersebut. Apalagi ketika diutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, langit terus dilindungi dengan percikan api. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الآنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا, وَأَنَّا لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا
Fungsi kedua: Sebagai penunjuk arah seperti rasi bintang yang menjadi penunjuk bagi nelayan di laut.
وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ
Fungsi ketiga: Sebagai penerang dan penghias langit dunia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.” (QS. Ash Shofaat: 6)
Mengenai surat Al Mulk ayat 5, ulama pakar tafsir –Qotadah As Sadusiy- mengatakan,
إن الله جلّ ثناؤه إنما خلق هذه النجوم لثلاث خصال: خلقها زينة للسماء الدنيا، ورجومًا للشياطين، وعلامات يهتدي بها ؛ فمن يتأوّل منها غير ذلك، فقد قال برأيه، وأخطأ حظه، وأضاع نصيبه، وتكلَّف ما لا علم له به.
“Sesungguhnya Allah Ta’ala hanyalah menciptakan bintang untuk tiga tujuan: [1] sebagai hiasan langit dunia, [2] sebagai pelempar setan, dan [3] sebagai penunjuk arah. Barangsiapa yang meyakini fungsi bintang selain itu, maka ia berarti telah berkata-kata dengan pikirannya semata, ia telah mendapatkan nasib buruk, menyia-nyiakan agamanya (berkonsekuensi dikafirkan) dan telah menyusah-nyusahkan berbicara yang ia tidak memiliki ilmu sama sekali.”[3] Dari sini Qotadah melarang mempelajari kedudukan bintang, begitu pula Sufyan bin ‘Uyainah tidak memberi keringanan dalam masalah ini.[4]
Kesimpulan Tentang Adanya Bumi
Secara kesimpulannya bumi adalah sebagai tempat tinggal makhluk hidup memiliki dan peranan bumi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup,Hal ini demikian kerana bumi adalah satu-satunya planet yang boleh diduki oleh manusia dan juga benda-benda hidup berbanding planet-planet yang lain.
kerosakan yang terjadi khususnya dibumi merupakan akibat gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari tangan-tangan manusia itu sendiri . Pelbagai usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak kerajaan untuk mengekalkan kebersihan alam agar bumi ini sentiasa terpelihara .
Sebagai umat islam , kita haruslah percaya bahawa satu hari nanti hari khiamat akan berlaku dan semuanya akan musnah . oleh itu kita haruslah sentiasa melakukan perintah Allah s.w.t dan meninggalkan segala larangannya ,
pandangan ulama' tentang bumi, matahari, bulan dan bintang
Sebenarnya jauh-jauh sebelum Galileo, sudah banyak ulama dan ilmuan yang mengatakan bahwa pelanet bumi ini berbentuk bulat.
Lebih jelasnya mari kita lihat beberapa perkataan ulama Islam berikut ini:
Ilmuan Islam, Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M / 732H – 808 H): "Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuan dan peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bumi…." (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo).
Ulama Islam, Ibnu Taimiyah (1263-1328 M): "Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bumi berbentuk bulat. Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah. Dan paling bawahnya adalah pusat…." (Al-Jawab Ash-Shahih li Man Baddala Din Al-Masih).
Bagi Qazuaini (seorang ilmuan), salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-Bilad).
Selain mereka, masih banyak ilmuan dan ulama Islam klasik yang menyebutkan di dalam bukunya bahwa bumi berbentuk bulat. Di antara buku tersebut adalah:
1. Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar, oleh Mas'udi Ali Husain Ali bin Husain (w. 346 H).
2. Ahsan Taqasim fi Ma'rifah Al-Aqalim, oleh Al-Maqdisi (w. 375 H)
3. Kitab Shurah Al-Ardh, oleh Ibnu Hauqal
4. Al-Masalik wa Al-Mamalik, oleh Al-Ishthikhry
5. Ruh Al-Ma'ani, oleh Imam Al-Alusi (ulama tafsir Al-Qur'an)
6. Mafatih Al-Ghaib, oleh Fakhru Ar-Razi (ulama tafsir Al-Qur'an)
Dan lain-lain.
Lebih jelasnya mari kita lihat beberapa perkataan ulama Islam berikut ini:
Ilmuan Islam, Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M / 732H – 808 H): "Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuan dan peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bumi…." (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo).
Ulama Islam, Ibnu Taimiyah (1263-1328 M): "Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bumi berbentuk bulat. Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah. Dan paling bawahnya adalah pusat…." (Al-Jawab Ash-Shahih li Man Baddala Din Al-Masih).
Bagi Qazuaini (seorang ilmuan), salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-Bilad).
Selain mereka, masih banyak ilmuan dan ulama Islam klasik yang menyebutkan di dalam bukunya bahwa bumi berbentuk bulat. Di antara buku tersebut adalah:
1. Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar, oleh Mas'udi Ali Husain Ali bin Husain (w. 346 H).
2. Ahsan Taqasim fi Ma'rifah Al-Aqalim, oleh Al-Maqdisi (w. 375 H)
3. Kitab Shurah Al-Ardh, oleh Ibnu Hauqal
4. Al-Masalik wa Al-Mamalik, oleh Al-Ishthikhry
5. Ruh Al-Ma'ani, oleh Imam Al-Alusi (ulama tafsir Al-Qur'an)
6. Mafatih Al-Ghaib, oleh Fakhru Ar-Razi (ulama tafsir Al-Qur'an)
Dan lain-lain.
Makna Kata “Hari”
Selanjutnya, kita akan memahami makna kata ‘hari’ yang disebutkan dalam berbagai ayat di atas.
Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,
Kata ‘hari’ – dalam bahasa arab –, bisa digunakan untuk menyebut rentang waktu antara terbit matahari hingga terbenamnya. Bisa juga untuk menyebut rentang waktu tertentu.
(al-Mufradat, hlm. 553).
Ar-Raghib al-Asfahani mengatakan,
اليوم -في لغة العرب- يعبر به عن وقت طلوع الشمس إلى غروبها، وقد يعبر به عن مدة
من الزمان أي مدة كانت
Kata ‘hari’ – dalam bahasa arab –, bisa digunakan untuk menyebut rentang waktu antara terbit matahari hingga terbenamnya. Bisa juga untuk menyebut rentang waktu tertentu.
(al-Mufradat, hlm. 553).
Oleh yang demikian , ulama berbeza pendapat dalam memahami kata ‘hari’ terkait proses penciptaan alam semesta.
Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa anNihayah menyebutkan perbezaan pendapat ulama tentang makna ‘hari’ dalam ayat di atas. Beliau menyatakan ada dua pendapat ulama tentang makna kata ‘hari’ terkait penciptaan langit dan bumi,
Pendapat Pertama,
maknanya sebagaimana makna hari yang dikenal manusia, dimulai sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini merupakan pendapat majority ulama.
Pendapat Kedua,
bahwa satu hari dalam proses penciptaan alam semesta itu seperti 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid, ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana keteragan beliau dalam ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah. Pendapat ini pula yang dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/15).
maknanya sebagaimana makna hari yang dikenal manusia, dimulai sejak terbit matahari hingga terbenamnya matahari. Ini merupakan pendapat majority ulama.
Pendapat Kedua,
bahwa satu hari dalam proses penciptaan alam semesta itu seperti 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Ibn Abbas, Mujahid, ad-Dhahak, Ka’b al-Ahbar, dan pendapat yang dipilih oleh Imam Ahmad sebagaimana keteragan beliau dalam ar-Rad ‘ala al-Jahmiyah. Pendapat ini pula yang dinilai kuat oleh Ibnu Jarir at-Thabari. (al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/15).
Diantara ulama yang berpendapat bahwa satu hari sama dengan seribu tahun adalah al-Qurthubi. Beliau mengatakan dalam tafsirnya,
Dalam waktu 6 hari, maksudnya adalah hari di akhirat, bahwa satu hari sama dengan 1000 tahun, karena besarnya penciptaan langit dan bumi.
(Tafsir al-Qurthubi, 7/219)
PANDANGAN ULAMA' MENGENAI BULAN :
Gerhana merupakan peristiwa penting dalam Islam. Islam bernar-benar mengajak hamba untuk menyikapi gerhana yang sedang terjadi sebagai peringatan dari Rabbul ’Alamin Subhanahu wa ta’ala. Hikmah ini tidak bisa diketahui dengan ilmu sains, namun hanya bisa diketahui melalui wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam.
Tidak melakukan shalat gerhana kecuali bila gerhananya terlihat. Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam di atas, ”Apabila kalian melihat (gerhana) matahari atau bulan, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah.” Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengaitkan pelaksanaan shalat gerhana dengan ”melihat (ru’yah)”. Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan, ”… karena pelaksanaan shalat (gerhana) dikaitkan dengan ru’yah.” (Lihat Fathul Bari hadits no. 1041). Artinya, apabila telah diperkirakan dengan hisab astronomis terjadi gerhana namun terhalangi oleh langit yang mendung, maka tidak dilakukan shalat gerhana. Atau gerhana terjadi di wilayah lain/ belahan bumi lainnya, sehingga tidak terlihat. Misalnya gerhana terjadi di Eropa, tidak terjadi di Indonesia, maka orang Indonesia tidak disyariatkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Atau terjadinya gerhana matahari setelah tenggelamnya matahari, atau gerhana bulan setelah terbitnya matahari sehingga tidak bisa teramati, maka tidak ada shalat gerhana pula.
PANDANGAN ULAMA' MENGENAI BINTANG :
في ستة أيام” أي من أيام الآخرة أي كل يوم ألف سنة لتفخيم خلق السماوات والأرض….
(Tafsir al-Qurthubi, 7/219)
PANDANGAN ULAMA' MENGENAI BULAN :
Gerhana merupakan peristiwa penting dalam Islam. Islam bernar-benar mengajak hamba untuk menyikapi gerhana yang sedang terjadi sebagai peringatan dari Rabbul ’Alamin Subhanahu wa ta’ala. Hikmah ini tidak bisa diketahui dengan ilmu sains, namun hanya bisa diketahui melalui wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam.
Tidak melakukan shalat gerhana kecuali bila gerhananya terlihat. Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam di atas, ”Apabila kalian melihat (gerhana) matahari atau bulan, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah.” Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengaitkan pelaksanaan shalat gerhana dengan ”melihat (ru’yah)”. Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan, ”… karena pelaksanaan shalat (gerhana) dikaitkan dengan ru’yah.” (Lihat Fathul Bari hadits no. 1041). Artinya, apabila telah diperkirakan dengan hisab astronomis terjadi gerhana namun terhalangi oleh langit yang mendung, maka tidak dilakukan shalat gerhana. Atau gerhana terjadi di wilayah lain/ belahan bumi lainnya, sehingga tidak terlihat. Misalnya gerhana terjadi di Eropa, tidak terjadi di Indonesia, maka orang Indonesia tidak disyariatkan untuk melaksanakan shalat gerhana. Atau terjadinya gerhana matahari setelah tenggelamnya matahari, atau gerhana bulan setelah terbitnya matahari sehingga tidak bisa teramati, maka tidak ada shalat gerhana pula.
PANDANGAN ULAMA' MENGENAI BINTANG :
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan bintang dengan tiga tujuan. Hal tersebut dijelaskan dalam surat Al-Mulk ayat 5. Allah berfirman:
“Sesunggunya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan , dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
Mengenai surat Al-Mulk ayat 5 diatas, ulama pakar tafsir, Qotadah As Sadusiy mengatakan:
“ Sesungguhnya Allah hanyalah menciptakan bintang untuk tiga tujuan: (1) sebagai hiasan langit dunia; (2) sebagai pelempar setan; dan (3) sebagai penunjuk arah. Barangsiapa yang meyakini fungsi bintang selain itu, mkaa ia berarti telah berkata-kata dengan pikirannya semata, ia telah mendapatkan nasib buruk, menyia-nyiakan agamanya (berkonseuensi dikafirkan) dan telah menyusah-nyusahkan berbicara yang ia tidak miliki ilmu sama sekali.”
Wednesday, 30 March 2016
Sekalung Penghargaan
Fakta Wujudnya Kejadian Siang Dan Malam Dalam Al-Quran
- Kejadian siang dan malam telah diterangkan dalam Al-Quran.
- Dari pandangan mata kasar, boleh dikatakan siang akan mendahului malam atau malam akan mendahului siang tetapi dalam al-Quran menyatakan siang bukan mendahului malam dan malam juga tidak mendahului siang.
- Bukti dijelaskan dalam Al-Quran antaranya :
Bagaimana pergerakan bumi dan matahari
Video ini bakal menunjukkan bagaimana pergerakan bumi dan matahati yang sangat menakjubkan
Keratan Akhbar Mengenai Gerhana Matahari
Thursday, 17 March 2016
Pengenalan Ahli Kumpulan
NUR AZIEMAH BINTI ABD RAHMAN (16DKA15F1013)
NUR FADHLIANA BINTI MOHD SANI (16DKA15F1016)
NOR NATASYA ATHIRAH BINTI NORRIZZAN (16DKA15F1005)
Rujukan
Saturday, 5 March 2016
Kesimpulan Keseluruhan
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُون
yang bermaksud : Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang , matahari dan bulan . Kesemuanya beredar ( yasbahun) dalam falaknya
Tanda-tanda kebesaran Allah ialah adanya malam sebagai waktu untuk kita beristirahat, siang untuk bekerja dan sentiasa berusaha dalam apa jua keadaan . Matahari yang memancarkan sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah juga yang mengatur jalannya planet-planet pada garis peredarannya, sehingga kita dapat mengetahui tahun, bulan, hari, dan waktu. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT yang hanya berkuasa di alam semesta ini dengan buktinya dijadikannya kehadiran siang dan malam
Kesemua apa yang berlaku ini telah menunjukkan bahawa Al-Quran adalah sebuah kitab yang begitu saintifik kerana kenyataanya di dalamnya ini adalah selari dengan penemuan semasa .
Wednesday, 2 March 2016
Kesan Peredaran Bumi Mengelilingi Matahari
- Kejadian emapt musim berlaku disebabkan oleh peredaran bumi mengelilingi matahari.
- Pergerakan bumi ini adalah mengikut lawan pusingan jam yang mengambil masa kira-kira 365¼ hari.
a) Ekuinoks Musim Bunga
- Matahari tengah hari tegak di Garisan Khatulistiwa
- Musim bunga di Hemisfera Utara
- Musim luruh di Hemisfera Selatan
- Siang dan malam sama panjang
b) Solstis Musim Panas
- Matahari tengah hari tegak di atas Garisan Sartan
- Musim panas di Hemisfera Utara
- Musim sejuk di Hemisfera Selatan
- Siang lebih panjang di Hemisfera Selatan
- Matahari tengah malam di Kutub Utara
c) Ekuinoks Musim Luruh
- Matahari tengah hari tegak di Garisan Khatulistiwa
- Musim luruh di Hemisfera Utara dan musim bunga di hemisfera Selatan
- Siang dan malam sama panjang di seluruh dunia
d) Solstis Musim Sejuk
- Matahari tengah hari tegak di Garisan Jadi
- Musim Sejuk di Hemisfera Utara dan musim panas di Hemisfera Selatan
- Siang lebih panjang di Hemisfera Selatan
- Matahari tengah malam di Kutub Selatan
Kesan Peredaran Bumi Mengikut Sains
Bumi merupakan planet ketiga daripada matahari. Ia juga boleh dirujuk sebagai Bumi, Planet Bumi atau Terra.
Rumah kepada jutaan spesies termasuklah manusia, bumi juga merupakan satu-satunya tempat di dalam semesta di mana kehidupan diketahui wujud. Pembuktian saintifik menunjukkan bahawa planet ini telah terbentuk kira-kira 4.54 bilion tahun yang laludan kehidupan muncul di permukaannya di dalam tempoh satu bilion tahun. Bumi dijangkakan telah berusia selama 4,600 juta tahun. Jarak purata Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer.
Rumah kepada jutaan spesies termasuklah manusia, bumi juga merupakan satu-satunya tempat di dalam semesta di mana kehidupan diketahui wujud. Pembuktian saintifik menunjukkan bahawa planet ini telah terbentuk kira-kira 4.54 bilion tahun yang laludan kehidupan muncul di permukaannya di dalam tempoh satu bilion tahun. Bumi dijangkakan telah berusia selama 4,600 juta tahun. Jarak purata Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer.
- Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
- Kabut tersebut berputar dan berpusing dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat planet lainpun terbentuk menjadi objek yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
- objek-objek tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
2.Teori Planetisimal
Teori Planetesimal |
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rakannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
Teori Pasang Surut Gas |
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolam-kolam ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
4.Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar |
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
5.Teori Big Bang
Teori Big Bang |
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
- Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
- Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
- Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
- Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Antara kesan kesan bumi mengelilingi matahari adalah :
1. Kejadian Siang dan Malam
- Semasa berputar, permukaan bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang.
- Manakala permukaan yang terlindung daripada matahari akan mengalamai malam.
Rajah 3: Kejadian Siang dan Malam
2. Air Pasang Surut
- Kejadian air pasang surut ialah kejadian aras air tinggi dan arad air rendah di laut.
- Berlaku akibat tarikan graviti bulan dan matahari.
- Tarikan graviti bulan menarik air laut di permukaan bumi yang menghadap ke bulan dan menghasilkan air pasang.
- Air pasang dan surut berlaku dua kali dalam tempoh 24 jam.
- Terdapat dua jenis air pasang surut :
a) Pasang perbani
b) Pasang anak
- Tarikan graviti menjadi lebih kuat apabila bulan dan matahari bertindak bersama menghasilkan air pasang pada paras maksimum.
- Pasang perbani berlaku apabila bulan, matahari dan bumi berada dalam kedudukan lurus.
- Jika bulan, matahari dan bumi berada pada sudut tegak, maka terjadilah pasang anak.
Peredaran Bumi
- Bumi mengelilingi matahari pada orbitnya mengikut arah lawan jam.
- Satu peredaran bumi 365¼ hari atau setahun.
- Kesan peredaran bumi:
a) Pengiraan tahun dan tahun lompat.
b) Gerhana matahari
c) Gerhana bulan
d) Kejadian empat musim
- Gerhana merupakan keadaan yang berlaku apabila kedudukan bulan, matahari dan bumi berada dalam satah mendatar yang sama.
- Jika bumi berada di antara matahari dengan bulan, bayang bumi akan jatuh pada bulan. Maka terjadilah gerhana bulan.
- Jika bulan berada di antara matahari dengan bumi, bayang bulan akan jatuh pada permukaan bumi. Maka terjadilah gerhana matahari.
- Gerhana tidak berlaku kerap kerana jarang berlaku ketiga-tiga objek berada dalam kedudukan sebaris. Biasanya berlaku dua hingga emapt kali setahun.
A) Gerhana Bulan
- Bulan tidak mengeluarkan cahayanya sendiri.
- Bulan memperoleh cahaya daripada matahari.
- Apabila bumi berada antara matahari dengan bulan, cahaya matahari dihalang oleh bumi.
- Oleh itu bayang bumi akan jatuh pada permukaan bulan menyebabkan berlaku gerhana bulan
Fasa Gerhana Bulan |
Kejadian Gerhana Bulan |
- Gerhana matahari berlaku apabila bulan berada di antara matahri dengan bumi
- Cahaya matahri terlindung oleh bulan dan bayang bulan akan jatuh pada permukaakaan bumi.
Gerhana Matahari |
Kejadian Gerhana Matahari |
Subscribe to:
Posts (Atom)